Rabu, 31 Agustus 2016

Pengalaman Pribadi Belajar Meditasi

Pengalaman Pribadi Belajar Meditasi << Pemesanan silakan klik di sini.



Banyak orang mungkin telah mengetahui manfaat meditasi, tetapi tidak semua orang bersedia berlatih meditasi. Anggapan umum yang biasa hinggap dijadikan alasan adalah bahwa meditasi itu sulit, membosankan, dan tidak ada waktu karena terlalu sibuk. Dalam beberapa kasus, orang-orang akhirnya mau belajar meditasi karena mereka di”paksa” oleh suatu keadaan, misalnya ketika tertimpa kemalangan berat yang menyebabkan depresi atau guncangan jiwa. Mereka ingin belajar meditasi untuk menyembuhkan derita dirinya.
Nusya Kuswantin, melalui buku “Pengalaman Pribadi Belajar Meditasi” mengisahkan dengan terus terang pengalamannya belajar meditasi karena ingin mencari jawaban atas pertanyaan mengapa dia dipisahkan oleh 2 orang tercintanya: kekasih sekaligus ayah dari anaknya dan kemudian anak sematang wayangnya.
Setelah melewati masa-masa kacau-balau yang membuatnya menjalani hidup dengan sembrono mirip “mati segan hidup tak mau”, dia akhirnya memulai serangkaian pencarian dalam pelbagai macam laku: mencari penghiburan dari nasihat guru-guru spiritual, berziarah ke makam-makam keramat, bertirakat dan sebagainya. Semua itu tak membuahkan hasil sampai kemudian dia menemukan satu kalimat sederhana namun menohok langsung ke jantung kesadarannya, dari sebuah buku yang dibacanya. Dan tampaknya dari titik itulah dia lalu mulai dengan lebih serius mencaritahu tentang meditasi, khususnya meditasi Vipassana, demi mengatasi derita yang dia tanggung akibat kemelekatan pada kenangan akan suami dan anak semata wayangnya.
Nusya kemudian berkenalan dengan meditasi Vipassana metode SN Goenka dan mengikuti retretnya yang 2 minggu dengan penuh perjuangan. Metode ini menekankan pada disiplin ketat dan mengajarkan kita untuk mengamati sensasi-sensasi tubuh melalui apa yang bisa disebut sebagai pemindaian tubuh dengan kesadaran. Nusya mengakui bahwa dia bukanlah seorang yogi (sebutan untuk meditator) yang baik karena dia tak tahan untuk tetap duduk diam dalam waktu lama. Dia gelisah, merasakan ketidaknyamanan dan sakit di tubuhnya. Hal yang sama juga berlaku ketika dia mencoba mengikuti meditasi Vipassana metode Mahasi Sayadaw. Begitu buruknya dia sebagai seorang yogi, seorang rekan senior dalam retret bahkan mengatakan bahwa Nusya tidak mendapatkan kemajuan yang signifikan.
Tetapi meskipun mengakui diri sebagai yogi yang buruk, Nusya berhasil melewati masa-masa retret yang berat itu dengan baik dalam arti dia tidak sampai putus di tengah jalan atau minggat dari retret yang berat itu. Dan hal itu, menurut saya, sungguh patut diacungi jempol mengingat bahwa Nusya adalah pemula dalam meditasi dan bukan berasal dari latar belakang Buddhisme. Dan mungkin karena keteguhannya dalam menjalani retret, alam memberikannya buah yang manis: dia menjadi pribadi yang lebih tenang dan lebih mampu melepas, tak lagi mudah panik atau terprovokasi seperti sebelumnya. Dan dia juga menjadi pribadi yang lebih jujur kepada dirinya sendiri, dan dengan demikian lebih jujur kepada dunia. Karena salah satu dari sekian banyak manfaat meditasi adalah bahwa dengan bermeditasi kita bisa melakukan intropeksi diri yang mendalam yang mampu mengungkapkan kepada kita dengan telanjang apa dan siapa adanya diri kita ini, tanpa bungkus pencitraan atau asumsi atau khayalan.
Buku ini adalah sebuah buku pengenal meditasi yang akan sangat saya rekomendasikan kepada siapa pun yang ingin mengetahui apa itu meditasi dan apa saja manfaat-manfaatnya. Ditulis dengan bahasa yang mengalir lancar, humor di sana-sini dan penggambaran yang hidup pada beberapa bagiannya, buku ini enak dan mudah dibaca. Ilustrasi pada sampul depannya bergaya ala novel-novel pop remaja sehingga terkesan segar dan membetot mata, dan ilustrasi dalamnya terkesan imut dengan celutukan-celutukan yang mengundang tawa.

Data Buku 
Judul: Pengalaman Pribadi Belajar Meditasi 
Penulis: Nusya Kuswantin 
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama 
Tebal: 165 halaman 
ISBN: 978-602-03-0282-9
Stok : 5
Kondisi : Baru, Segel
 
Tidak ada komentar :

Tidak ada komentar :

Posting Komentar